Wednesday, March 21, 2012

AKU dan TOPIKU “Bertemu Musafir”

YeeeeeAAaaaaah \[+_+]/

                Selasa ini cuaca sulit di tebak, di pagi hari hujan turun tapi matahari bersinar, keadaan ini membuat teman kosan yang mempunyai jemuran menjadi galau. Syukurlah siangnya cerah hingga kegiatan perkuliah terasa kondusif, hari ini ada dua jadwal kuliah yaitu kuliah piano dan tembang berangkat dari kosan sekitar jam 9 nyampe di kampus malah bengong nungguin dosen baik hati yang tak kunjung datang, 2 jam kemudian akhirnya dosen muncul di mulailah kuliah piano yang beres pukul 13.30 dan di sambung kuliah Tembang pada pukul 13.oo dan berakhir pukul 15.30… Hmmm bereslah jadwal perkuliahan  dan rencananya  hari ini aku akan pergi membeli sesuatu sekalian jalan-jalan.

                Setelah bubar kegiatan perkuliah aku ke kosan terlebih dahulu  untuk sholat dan mengganti pakaian dan bersiap untuk pergi, tapi sebelum pergi aku kembali ke kampus karena di kampus ada acara “Cofe Break” kegiatan rutin Hima di hari selasa, minggu ini bagian anak-anak string tampil  seperti, violin atau yang lebih kita kenal dengan nama biola, lalu ada viola, cello,dan Contra bass. Meskipun gitar termasuk alat strik tapi anak-anak gitar tidak tampil karena gitar pun memiliki acaranya sendiri. Penontonnya tidak lain adalah anak2 dari jurusan itu sendiri dan ada beberapa dari jurusan lain yang ikut menonton.
                Acara dimulai sekitar pukul 16.oo akupun duduk santeyyy bersama teman-teman lainnya yang juga ikut menonton. Beberapa karya di tampillkan mulai dari karya Mozart dan karya lain yang saya tidak  ketahui, selain itu juga ada pengenalan alat-alat violin,viola yang tadi, pemateri menyampaikan bahwa tiap-tiap alat itu memiliki karakter yang berbeda misalnya violin dan viola apabila memainkan nada yang sama ternyata nada yang dihasilkan viola lebih tajam, pemateri juga menginformasikan bahwa efek-efek gitar  elektrik itu di hasilkan dari alat-alat akustik lalu ia memperagakan beberapa suara efek yang di hasilkan oleh alat tersebut dan ternyata benar saja setelah di demonstrasikan efek distorsi, dan beberapa efek lainnya bisa d mainkan di alat-alat gesek tersebut tanpa di tambah properti lain.
                Setelah selesai pemateri menyampaikan bahasan dan disambung oleh penampilan laainnya acara pun selesai sekitar pukul 17.30. Aku pun langsung bergegas pergi karena aku ada rencana untuk mebeli barang di suaatu tempat, dengan hanya berpakaian sederhana beralaskan sandal capit dan topi coklat yang selalu menemani, aku berjalan kaki menyusuri jalanan kota bandung yang penuh sesak oleh pengendara bermotor, lalu lintas begtu padat sampai-sampai aku kadang sulit untuk berjalan di trotoar. Hari semakin gelap saja namun perjalananku sepertinya masih jauh, sepanjang perjalanan aku memperhatian bangunan-bangunan yang ada, rada-rata bangunan itu adalah toko meskipun hari sudah gelap namun suasana kota ini masih ramai tidak seperti di kampungku. Tanpa terasa adzn magrib berkumandang tapi tempat tujuan masih sekitar 200meter , lalu aku bergegas meuju ke sana dan berharap segera mendapatkan barang yang di cari dan kembali ke kosan untuk solat magrib. Setelah sampai di tempat tujuan dan akhirnya mendapatkan kaset mp3 gitar classic  yang d cari aku segera bergegas pulang dengan jalan kaki juga jarak dari tempat ini ke kosanku kira2 ada setengah kilometer. Hari sudah gelap tapi kendaraan masiih padat dengan laju cepat, aku lebih memilih jalan kaki untuk sekalian olah raga karena bebeapa minggu ini kurang olah raga yang mengakibatkan badan tidak fit dan mood jadi memburuk #teori pribadi :p
                Di tengah perjalanan  di depan sana terlihat seorang laki-laki paruh baya yang sedang berjalan terpincang-pincang  berkemeja biru dengan menggendong rasel dan menggunakan topi, saat akku akan melewatinya ia menghentikan langkahku dan bertanya
                “emh maaf a klo pesantren darul tauhid masih jauh ??”
                “darul tauhid? Oh tempat aa gym itu? Lumaya masih jauh pa”
                “saya ini abis kecopetan a, udah beres ziarah eh pas saya ke kamar kecil dompet saya ternyata udah ga ada, astagfirulloh orang jaman sekarang”
                “emh, memang bapa aslinya dari mana?”
                “dari tasik a, aa orang sini?”
                “bukan pa saya orang sumedang”
                “oh disini kerja??”
                ‘’saya kuliah pa”
                Dan demikian seterusnya sepanjang perjalanan kami mengobrol, dan laki-laki parubaya itu meceritakan bahwa ini berjalan dari suau tempat yang saya sudah lupa nama tempat itu, ia megatakan bahwa ia sudah berjalan kaki sejak jam 9 pagi sampai jam 6 sore sekarang( jalan kaki lalu istirahat jalankaki lagi dst). Ia terus mengatakan bahwa ia merasa kehausan dan lapar, ia tidak meminta bantuan padaku, tapi feeling menyatakan bahwa ia ingin di tolong karena ia berniat menuju tempat aa gym pun ingin meminta bantuan.
                Disinilah terjadinya perang batin dan Nampak efek krisis kepercayaan pun mulai ikut ambil bagian, di kota macam ini penipuan sudah menjadi hal yang biasa dan dilakukan dengan tehnik yang luar biasa, ketika kebimbangan sedang melanda logikaku ikut masuk member pertimbangan “coba pikirkan kemungkinannya jika laki2 ini ingin mencoba ingin menipu? Keuntungannya tidak seberapa dan orang ini harus berpindah ketempat yang jauh pula ketika ingin melakukan penipuan lagi supaya tidak ada yang mengenalinya, dan coba kamu tempatkan dirimu pada posisi laki-laki paruh baya itu??? Jika suatu saat kamu menjadi korban pencopetan di tempat yag entah dimana tanpa uang sepeserpun,??? Anitipasi pertama mungkin kamu akan menjual barang-barang yang dibawa dan tersisa di badan minimal uang hasil penjualan barang-barang itu bisa membawamu pulang ke rumah, atau jika tidak terisia apapun darimu kecuali pakaian maka Mau tidak mau kamu harus meminta pertolngan orang lain jika ingin tetap bertahan. Akhirnya logika dan nurani sudah sepakat  untuk menolong
                “klo boleh tahu bapa kerja dimana???”
                “saya mah nagsuh anak-anak aja a di madrasah, klo istri jadi guru TK, aa kuliah d mana?”
                “ di UPI pa”
                “oh ia da katanya darul tauhid itu deket sama UPI”
                Tidak terasa ternyata kita sudah hamper tiba di pertigaan Gerlong
“ia pa, dari sini pada ke kanan saja lalu jalan kaki lagi lumayan jauh”
“ia nuhun pisan a”
“ah ia pa, ini” (memberikan uang yang menurutku cukup untuk sekedar membeli makanan dan minuman)
“aduh apa ini??? Nuhun pisan atuh a”
                Laki-laki itu terlihat senang dan mendoakan ku semoga di beri kecerdasan dan segala macam, dan aku pun merasakan hal yang sama, dan setelah itu akupun permisi untuk pergi karena kami harus melalui jalan yang berdeda, setelah berjalan  beberapa saan aku menoleh ke belakang dan laki2 itu sudah hilang dari pandanganku aku tidak memikirkan apapun aku sudah letih berjalan kaki dan merasa lapar juga karena belum makan. Aku hanya berharap laki2 itu sampai ke tempat yang dituju, waktu sudah menujukan pukul 19.00 tapi aku belum solat magrib, wah solat d Al-Furqon sajalah mudah-mudahan masih sempat, langsung saja aku berlari dan alhamdulillah masih sempat melaksanakan solat magrib.

***

                Itulah sedikit cerita daku dan topiku, cerita di atas bukan bermaksud untuk riya tapi saya hanya ingin berbagi cerita dan sharing bahwa krisis keperayaan itu adalah nyata walaupun tak terasa, baik krisis kepercayaan pada orang yang baru di kenal maupun rang yang sudah di kenal, kadang tanpa kita duga orang terdekat yang sudah lama bersama  tiba-tiba ia menipuk kita. Mungin teman-teman juga ada yang pernah mengalami hal yang sama seperti yang saya alami. Ada baiknya kita berprasangka baik saja, dan menempatkan diri pada orang trsebut, jika ia benar2 membutuhkan pertolongan ketika kita tidak menolongnya sama saja kita tidak menolng dirikita sendiri dan sebaliknya #teori sendiri.

Nah mungkin hanya itu kawan, terimmakasih sudah menyimak sukses untuk kita semua,,
WaAssalamualaikum

No comments:

Post a Comment