YeeeeeAAaaaaah \[+_+]/
Selasa ini
cuaca sulit di tebak, di pagi hari hujan turun tapi matahari bersinar, keadaan
ini membuat teman kosan yang mempunyai jemuran menjadi galau. Syukurlah
siangnya cerah hingga kegiatan perkuliah terasa kondusif, hari ini ada dua
jadwal kuliah yaitu kuliah piano dan tembang berangkat dari kosan sekitar jam 9
nyampe di kampus malah bengong nungguin dosen baik hati yang tak kunjung
datang, 2 jam kemudian akhirnya dosen muncul di mulailah kuliah piano yang
beres pukul 13.30 dan di sambung kuliah Tembang pada pukul 13.oo dan berakhir
pukul 15.30… Hmmm bereslah jadwal perkuliahan
dan rencananya hari ini aku akan
pergi membeli sesuatu sekalian jalan-jalan.
Setelah
bubar kegiatan perkuliah aku ke kosan terlebih dahulu untuk sholat dan mengganti pakaian dan
bersiap untuk pergi, tapi sebelum pergi aku kembali ke kampus karena di kampus
ada acara “Cofe Break” kegiatan rutin Hima di hari selasa, minggu ini bagian
anak-anak string tampil seperti, violin
atau yang lebih kita kenal dengan nama biola, lalu ada viola, cello,dan Contra
bass. Meskipun gitar termasuk alat strik tapi anak-anak gitar tidak tampil
karena gitar pun memiliki acaranya sendiri. Penontonnya tidak lain adalah anak2
dari jurusan itu sendiri dan ada beberapa dari jurusan lain yang ikut menonton.
Acara
dimulai sekitar pukul 16.oo akupun duduk santeyyy bersama teman-teman lainnya
yang juga ikut menonton. Beberapa karya di tampillkan mulai dari karya Mozart
dan karya lain yang saya tidak ketahui,
selain itu juga ada pengenalan alat-alat violin,viola yang tadi, pemateri
menyampaikan bahwa tiap-tiap alat itu memiliki karakter yang berbeda misalnya
violin dan viola apabila memainkan nada yang sama ternyata nada yang dihasilkan
viola lebih tajam, pemateri juga menginformasikan bahwa efek-efek gitar elektrik itu di hasilkan dari alat-alat
akustik lalu ia memperagakan beberapa suara efek yang di hasilkan oleh alat
tersebut dan ternyata benar saja setelah di demonstrasikan efek distorsi, dan
beberapa efek lainnya bisa d mainkan di alat-alat gesek tersebut tanpa di
tambah properti lain.
Setelah
selesai pemateri menyampaikan bahasan dan disambung oleh penampilan laainnya
acara pun selesai sekitar pukul 17.30. Aku pun langsung bergegas pergi karena
aku ada rencana untuk mebeli barang di suaatu tempat, dengan hanya berpakaian
sederhana beralaskan sandal capit dan topi coklat yang selalu menemani, aku
berjalan kaki menyusuri jalanan kota bandung yang penuh sesak oleh pengendara
bermotor, lalu lintas begtu padat sampai-sampai aku kadang sulit untuk berjalan
di trotoar. Hari semakin gelap saja namun perjalananku sepertinya masih jauh,
sepanjang perjalanan aku memperhatian bangunan-bangunan yang ada, rada-rata
bangunan itu adalah toko meskipun hari sudah gelap namun suasana kota ini masih
ramai tidak seperti di kampungku. Tanpa terasa adzn magrib berkumandang tapi
tempat tujuan masih sekitar 200meter , lalu aku bergegas meuju ke sana dan
berharap segera mendapatkan barang yang di cari dan kembali ke kosan untuk
solat magrib. Setelah sampai di tempat tujuan dan akhirnya mendapatkan kaset
mp3 gitar classic yang d cari aku segera
bergegas pulang dengan jalan kaki juga jarak dari tempat ini ke kosanku kira2
ada setengah kilometer. Hari sudah gelap tapi kendaraan masiih padat dengan
laju cepat, aku lebih memilih jalan kaki untuk sekalian olah raga karena
bebeapa minggu ini kurang olah raga yang mengakibatkan badan tidak fit dan mood
jadi memburuk #teori pribadi :p
Di tengah
perjalanan di depan sana terlihat
seorang laki-laki paruh baya yang sedang berjalan terpincang-pincang berkemeja biru dengan menggendong rasel dan
menggunakan topi, saat akku akan melewatinya ia menghentikan langkahku dan
bertanya
“emh
maaf a klo pesantren darul tauhid masih jauh ??”
“darul
tauhid? Oh tempat aa gym itu? Lumaya masih jauh pa”
“saya
ini abis kecopetan a, udah beres ziarah eh pas saya ke kamar kecil dompet saya
ternyata udah ga ada, astagfirulloh orang jaman sekarang”
“emh,
memang bapa aslinya dari mana?”
“dari
tasik a, aa orang sini?”
“bukan
pa saya orang sumedang”
“oh
disini kerja??”
‘’saya
kuliah pa”
Dan demikian
seterusnya sepanjang perjalanan kami mengobrol, dan laki-laki parubaya itu
meceritakan bahwa ini berjalan dari suau tempat yang saya sudah lupa nama
tempat itu, ia megatakan bahwa ia sudah berjalan kaki sejak jam 9 pagi sampai
jam 6 sore sekarang( jalan kaki lalu istirahat jalankaki lagi dst). Ia terus
mengatakan bahwa ia merasa kehausan dan lapar, ia tidak meminta bantuan padaku,
tapi feeling menyatakan bahwa ia ingin di tolong karena ia berniat menuju
tempat aa gym pun ingin meminta bantuan.
Disinilah
terjadinya perang batin dan Nampak efek krisis kepercayaan pun mulai ikut ambil
bagian, di kota macam ini penipuan sudah menjadi hal yang biasa dan dilakukan
dengan tehnik yang luar biasa, ketika kebimbangan sedang melanda logikaku ikut
masuk member pertimbangan “coba pikirkan kemungkinannya jika laki2 ini ingin
mencoba ingin menipu? Keuntungannya tidak seberapa dan orang ini harus
berpindah ketempat yang jauh pula ketika ingin melakukan penipuan lagi supaya
tidak ada yang mengenalinya, dan coba kamu tempatkan dirimu pada posisi
laki-laki paruh baya itu??? Jika suatu saat kamu menjadi korban pencopetan di
tempat yag entah dimana tanpa uang sepeserpun,??? Anitipasi pertama mungkin
kamu akan menjual barang-barang yang dibawa dan tersisa di badan minimal uang hasil
penjualan barang-barang itu bisa membawamu pulang ke rumah, atau jika tidak
terisia apapun darimu kecuali pakaian maka Mau tidak mau kamu harus meminta
pertolngan orang lain jika ingin tetap bertahan. Akhirnya logika dan nurani sudah
sepakat untuk menolong
“klo boleh tahu bapa kerja dimana???”
“saya mah nagsuh anak-anak aja a di madrasah, klo
istri jadi guru TK, aa kuliah d mana?”
“ di UPI pa”
“oh ia da katanya darul tauhid itu deket sama UPI”
Tidak terasa ternyata kita sudah hamper tiba di
pertigaan Gerlong
“ia
pa, dari sini pada ke kanan saja lalu jalan kaki lagi lumayan jauh”
“ia
nuhun pisan a”
“ah ia
pa, ini” (memberikan uang yang menurutku cukup untuk sekedar membeli makanan
dan minuman)
“aduh
apa ini??? Nuhun pisan atuh a”
Laki-laki itu terlihat senang dan mendoakan ku semoga
di beri kecerdasan dan segala macam, dan aku pun merasakan hal yang sama, dan
setelah itu akupun permisi untuk pergi karena kami harus melalui jalan yang berdeda,
setelah berjalan beberapa saan aku
menoleh ke belakang dan laki2 itu sudah hilang dari pandanganku aku tidak
memikirkan apapun aku sudah letih berjalan kaki dan merasa lapar juga karena
belum makan. Aku hanya berharap laki2 itu sampai ke tempat yang dituju, waktu sudah
menujukan pukul 19.00 tapi aku belum solat magrib, wah solat d Al-Furqon
sajalah mudah-mudahan masih sempat, langsung saja aku berlari dan alhamdulillah
masih sempat melaksanakan solat magrib.
***
Itulah sedikit cerita daku dan topiku, cerita di atas
bukan bermaksud untuk riya tapi saya hanya ingin berbagi cerita dan sharing
bahwa krisis keperayaan itu adalah nyata walaupun tak terasa, baik krisis
kepercayaan pada orang yang baru di kenal maupun rang yang sudah di kenal,
kadang tanpa kita duga orang terdekat yang sudah lama bersama tiba-tiba ia menipuk kita. Mungin teman-teman
juga ada yang pernah mengalami hal yang sama seperti yang saya alami. Ada baiknya
kita berprasangka baik saja, dan menempatkan diri pada orang trsebut, jika ia
benar2 membutuhkan pertolongan ketika kita tidak menolongnya sama saja kita
tidak menolng dirikita sendiri dan sebaliknya #teori sendiri.
Nah mungkin hanya itu
kawan, terimmakasih sudah menyimak sukses untuk kita semua,,
WaAssalamualaikum
No comments:
Post a Comment