--NgacoNews--
berita paling ga penting & ga masuk akal
editor : Ka_Herdi
Bertemu lagi dengan saya Ka_herdi dari nGacoNews. Seperti kita ketahui iklim dan cuaca yang kian hari kian tak menentu membuat resah masyarakat, setaun terakhir ini berbagai daerah dinusantara diguyur banjir, dan sekarang sedang dicari oleh pihak berwenang siapa yang ngguyurnya. Tak ayal hujan yang terus menerus tiada henti ini mengakibatkan banjir dinamana-mana di berbagai daerah, misalnya cimahi, dll. namun yang membuat khawatir adalah banjir yang terjadi di Pusat negara kita Ibu kota Jakarta, meskipun bapa kota masih aman dan tidak dijadikan topik pembicaraan, mungkin ini dikarenakan sosok ibulah yang harus diutamakan. Ibukota yang sudah menjadi langganan banjir tiap taunnya ini membuat bingun gubernur DKI Joko Widodo, sekala cara taktik dan upaya dilakukan untuk mengurangi bahkan menghentikan banjir yang
terjadi di ibukota. salhsatunya dengan cara menbur garam di langit yang bertujuan agar hujan di daerah yang akan sulit di antisipasi bila hujan turun di daerah itu. Masyarakat Jakarta mendesak agar Jokowi bisa mengatasi banjir ini, namun di sisilain masyarakat mengatakan bahwa upaya jokowi akan sia-sia, kenapa demikian? mari kita simak wawancara nGacoNews dengan salah-satu warga Jakarta.
"selamat Banjir pak, kami dari nGaconews ingin bertanya tentang perihal upaya pak Jokowi yang menurut sebagian warga jakarta hanyalah usaha yang sia-sia?"
"Selamat banjir juga pak (bari ngagulungkeun sarung nepi ka bujal, da banjir.a nepi ka sa tu'ur) ya hal itu memang benar adanya, gimana banjir mau berhenti? wong warga jakarta udah langganan banjir sejak dulu, dan ini mugkin sesuai dengan paririmbon kita" (bari seuri kagirangan)
"Lho? Langganan? paririmbon? maksudya bagaimana pak mohon d jelaskan lebih rinci lagi begitu pak? saya masih belum bisa menangkap maksud bapa?" (papelong2 jeng kameramen anu sarua kabingungan)
"hha jadi begini mas ceritanya, waktu dulu kala saat ada piala dunia warga jakarta mengadakan nonton barreng, nah saat bagain komersial break(iklan) ada informasi tentang paririmbon mas, nah kita isenga aja nyobain ketik REG_WETON dan ternyata hasil SMS itu kami tidak cocok ada di darat mas, nah setelah itu ada iklan berikutnya, nah iklan ini isinya tentang cara berlangganan banjir, kami warga yang memang kurang peruntunagn di darat merasa di air lebih baik, meskipun dalam komersial break itu banjirnya hanya akan terjadi sekali dalam setaun, nah akhirnya kami sepakat untuk berlangganan banjir tiap taunnya, selain itu cara berlangganannyapun mudah, kami hanya tinggal mengetik REG_BANJIR_KOTATUJUAN dan sampai saat ini kami masih berlangganan. begitulah mas ceritanya"
"HAH '_'?" wartawan jeng kameramen bingung tiada tara, ngarasa salah ngawawancara narasumber akhirnya urang(aku) jeng kameramen badami(berunding)
"Men kumaha ieu sigana urang salah ngawawancara jelema?"("men bagaimana ini kayanya kita salah ngewawancara orang?)
"nya eung ka, kira-kira ieu narasumber bisa dipercaya teu kata-katana?" ("ia ka, kiara-kira ini orang bisa dipercaya ga kata2nya?)
"teuing men, tapi mun cek sibapa ieu bener, ieu kota tiap taun bakal terus kabanjiran da kahayang wargana ieu banjir teh?" (ga tau men, tp kalo kata2 si bapak ini bener, ini kota bakal terus kebanjiran karena ini keinginan warganya)
merasa diawasi oleng si bapak narasumber, aku dan kameramen pun mengakhiri meeting singkat ini
"nah kalo begini bisa di bilang banjir ini memenag keinginan warganya sendiri ya pak?"
"oh kalau itu saya kurang tau mas, hahaha" (bari cakakak seuri rada sararieun jeng palalaur ningalina)
aku dan kameramen kembali kebingungan dan kembali melakukan meeting untuk keduakalinya,
"Men sigana ieu wawancara moal baleg mun terus di tuluykeun" (men kayanya ini wawancara ga akan bener kalo di lanjutin)
"bener ka, kabur we kitu? asa sararieun kitu urang ningali si bapa eta, tingali seueurian keneh gera," (betul ka, kabur aja gitu? takut gua liat si bapa itu, coba lu liat dia masih ketawa2)
"bener men hayu urang kabur"
Akhirnya aku dan kameramen menyelinap dan meninggalkan si bapa narasumber yang masih ketawa2 sendiri, kami sudah jauh meninggalkan si bapak itu kita2 ada 25 Km jarak kita, karena penasaran kita ingin mengamati apa yang sedang dilakukan oleh si bapa itu dengan menggunakan teropong bintang, dan ternyata si bapak itu masih ketawa2 dan belum menyadarai bahwa dia sudah ditinggalkan.
Begitulah keadaan kota jakarta saat ini, ternyata penyebab banjir di ibu kota setiap tahun merupakan hasil inisiatif warga yang sebelumnya mengikuti SMS paririmbon , dan SMS langganan, MAsyarakat yang merasa tidak cocok ada di darat akhirnya warga berlangganan banjir tiap tahunnya agar biasa tetap tinggal di ibukota dengan elemen yang dipercaya cock dengan meraka yaitu air,,, inipun setellah warga itu mendapat SMS balasan denga isi "ANDA TIDAK COCOK DI DARAT, ANDA COCOKNYA DI AIR"
Demikianlah hasil wawancara kami dengan salah satu narasumber yang sangat sangat tidak bisa di percaya pernyataannya.
begitulah situasi saat ini, saya KA_Herdi, 25 KM dari tempat narasumber yang sangat2 tidak bisa dipercaya melaporkan
posting ini hanya untuk hiburan semata
No comments:
Post a Comment