YeeeEEeaaaaHHHhhhh \[!_!]/
Darah segar mengalir dari kepala, pandangan mulai terasa
kabur, batu yang menghantam kepalaku ternyata lumayan besar. Di luar masih
terdengar suara gaduh keributan, teman-teman sekelas hanya bisa memperhatikan
dari dalam ruangan “kain??? dimana kain???? Perban, perban” sambil
terhuyung-huyung setengah tak sadarkan diri aku mencari sesuatu untuk
menghentikan darah yang terus keluar dari kepala,,, “gunakan ini, sebagai perban untuk
menghentikan pendarahan” ucap seseorang sambil memberikan kain panjang padaku
tapi wajahnya menghadap ke luar dimana keributan sedang berlangsung dan tangan
kanannya sudah terlilit oleh kain, sepertinya ia berniat untuk berkelahi
“terimakasih” kataku sambil mengambil kain dan langsung melilitkannya di
kepalaku. Orang yang memberikan kain kepadaku berlari keluar dan menerjang
keributan, teman-teman sekelas berteriak “ukiii,,,,
apa yang kau lakukan?” ternyata yang memberikank kain adalah uki
teman sekelasku, di luar keributan semakin menjadi-jadi tapi aku tak melihat
pak mulyana entah kemana ia pergi, sepertinya ia pergii ke ruang guru atau ke
pos keamannan, tap jarak dari ruang kelas kami ke ruang guru dan pos keamanan
lumayan jauh, hah sudahlah aku terlalu pusing untuk memikirkan itu.
Hah aku menarik
napas mencoba mengummpulkan kesadaran, masih belum diketahui apa yang
sebenarnya sedang terjadi dan siapa orang-orang yang berani membuatkeributan di
sekolah kami. Keadaanku sepertinya sudah mulai membaik tiba-tiba par amanita
menjerit “ UKiiIIIiii,,,,,,” aku langsung berlari keluar untuk melihat
keadaan,,, “Ukiiiii,,,,” teriakku secara sepontan ketika melihatnya sedang
dipukuli oleh sekitar 20 orang preman, “sial,,,, apa yang dilakukan oleh preman
di sekolah kami ??” tanpa pikir panjang aku menerjang masuk dalam keributan
mencoba menyelamatkan uki yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.
“itu dia orang yang memukuli kami” teriak seorang siswa yang berada di belakang para preman. Itu adalalah Bima siswa yang sering membuat keributan dan kerap kali memeras siswa lain. ia menunjuk rihan anak XI ipa1 yang sedang berjalan dengan santayyy menuju kelasny yang berada di sebelah kelas ku, tapi bagaimana mungkin ia terlibat dalm keributan seperti ini??? seorang siswa yang mendapat peringkat 2 juara umum??? tapi rihan seperti tidak menghiraukan keributan yang terjadi di depan kelasnya. Tiba-tiba siswa yang bersama preman itu berlari menerjang, rihan barusaja akan masuk ke kelasnya tapi bima menarik bahunya sampai riham berputar 180 derajat, tanpa basa-basi pukulan bima mendarat di wajah rihan, rihan pun tumbang begitu saja “sialan, kau mengabaikanku setelah apa yang kalu lakukan padaku tempo hari” ucap bima dengan nada yang tinggi sambil menunjuk-nunjuk rihan yang mencoba bangun, belum sempat ia berdiri bima menendang rihan sampai terseret ke belakang, semua orang terdiam rihan masih bisa berdiri sepertinya ia mulai kesal pandangan matanya berbeda “sialan” ia berjalan perlahan sampai ia berhadapan dengan bima, wajahnya sangat serius seperti pemangsa yang kelaparan,rihan mengangkat tangannya perlahan,,,, lalu,,,,,,,,,, “BuuuKKkkkkkk,,,” tanpa bicara sepatah kata pun ia menghajar bima habis-habisan, bima terjatuh tak berdaya tapi rihan masih memukulinya.
“itu dia orang yang memukuli kami” teriak seorang siswa yang berada di belakang para preman. Itu adalalah Bima siswa yang sering membuat keributan dan kerap kali memeras siswa lain. ia menunjuk rihan anak XI ipa1 yang sedang berjalan dengan santayyy menuju kelasny yang berada di sebelah kelas ku, tapi bagaimana mungkin ia terlibat dalm keributan seperti ini??? seorang siswa yang mendapat peringkat 2 juara umum??? tapi rihan seperti tidak menghiraukan keributan yang terjadi di depan kelasnya. Tiba-tiba siswa yang bersama preman itu berlari menerjang, rihan barusaja akan masuk ke kelasnya tapi bima menarik bahunya sampai riham berputar 180 derajat, tanpa basa-basi pukulan bima mendarat di wajah rihan, rihan pun tumbang begitu saja “sialan, kau mengabaikanku setelah apa yang kalu lakukan padaku tempo hari” ucap bima dengan nada yang tinggi sambil menunjuk-nunjuk rihan yang mencoba bangun, belum sempat ia berdiri bima menendang rihan sampai terseret ke belakang, semua orang terdiam rihan masih bisa berdiri sepertinya ia mulai kesal pandangan matanya berbeda “sialan” ia berjalan perlahan sampai ia berhadapan dengan bima, wajahnya sangat serius seperti pemangsa yang kelaparan,rihan mengangkat tangannya perlahan,,,, lalu,,,,,,,,,, “BuuuKKkkkkkk,,,” tanpa bicara sepatah kata pun ia menghajar bima habis-habisan, bima terjatuh tak berdaya tapi rihan masih memukulinya.
Suasana menjadi gaduh teman-teman preman
bima mencoba menolongnya yang sedang sedang di pukuli habis-habisan oleh rihan,
20 preman itu memukuli rihan dan mencoba menjauhkannya dari bima tapi tangan
kiri rihan memegang kuat kerah kemeja bima dan tangan kanannya masih memukuli
bima, setelah beberapa lama rihan mulai terlihat tak berdaya lagi menahan
pukulan 20 preman itu, sampai akhirnya cengkramannya terlepas dan rihan menjadi
bulan-bulanan preman. Sial amarahku memuncak
tidak menerima tinndakan penganiayaan seperti itu aku dan uki yang mulai
sadarkan diri mencoba menolong rihan, kami bisa menghadang premaan-preman itu
tapi tidak untuk waktu yang lama sampai akhirnya aku, uki, dan rihan menjadi
bulan-bulanan, kami mencoba berontak tapi akhirnya kita kembali terpojok
sepertinya tidak mungkin kami bisa menghadai mereka semua, sampai akhirnya aku
berbicara,
“ada
urusan apa kalian datang dan membuat kerusuhan di sekolah kami?”,
“
bukan urusan mu ini urusan kami dengan
rihan, enyahlah kalian dari sini”,
“cih, kau membuat kerusuhan di sekolah kami
tentu saja ini menjadi urusanku, kau lah yang seharusnya pergi dari sini”
Rihan tidak mengatakan hal apapun, itu
membuat aku dan uki kesal
“ keparat, rihan sebenarnya apa yang
terjadi????” uki mencengkrang kerah kemeja rihan
“bukann urusanmu” ucap rihan sambil menepis
cengkraman tangan rihan,,
“ apa???? Kau membawa masalah kedalam
sekolah kami dan kau bilanng ini buka urusanku??? Lihat apa yang mereka lakukan
padaku????” uki secara tiba2 memukul
wajah rihan
“yah, tapi aku tidak memintamu untuk berkelahi dengan mereka, uruslah urusanmu sendiri”
“yah, tapi aku tidak memintamu untuk berkelahi dengan mereka, uruslah urusanmu sendiri”
Uki dan rihan malah saling berkelahi
“ sialaan kalian menganbaikan kami” ucap seorang preman dengan geram, aku mencoba menghadang mereka, tapi mereka terlalu banyak, sial kenapa mereka harus berkelahi di saat seperti ini??
“Ukiii,,,,,Rihannn,,, apa yang kalian lakukan?????? Hentikan pertengkaran bodoh kalian, bantu aku” teriakku sambil menangkis pukulan yang bertubi2 dari para preman, tapi mereka tidak menghiraukanku, “dasar bodoh” dalam pikirku jengkel, tiba-tiba ada bayangan yang berklebat,,, sebuah kursi melayang di atas kepala kami dan,,, BruUUuukkkkKKKkk,,,,,, kursi itu menghantaam para preman. Ada apalagi ini??? Suasana semakin tidak karuan, uki dan rihan berkenti berkelahi kami melirik dari mana kursi itu berasal, kursi itu berasal dari seseorang yang sedang sedang duduk di meja ia memegang buku Kimia, sambil tersenyum ia bberkata “kalian berisik,,, buatlah keributan di tempat lain” lalu ia melanjutkan lagi membaa bukku,,, aku, uki dan teman-teman yang lainnya kaget bukan main, orang yang melemparkan kursi ke para preman adalaah ikhsan siswa berprestasi yang menjadi juara umum pertama.
“ sialaan kalian menganbaikan kami” ucap seorang preman dengan geram, aku mencoba menghadang mereka, tapi mereka terlalu banyak, sial kenapa mereka harus berkelahi di saat seperti ini??
“Ukiii,,,,,Rihannn,,, apa yang kalian lakukan?????? Hentikan pertengkaran bodoh kalian, bantu aku” teriakku sambil menangkis pukulan yang bertubi2 dari para preman, tapi mereka tidak menghiraukanku, “dasar bodoh” dalam pikirku jengkel, tiba-tiba ada bayangan yang berklebat,,, sebuah kursi melayang di atas kepala kami dan,,, BruUUuukkkkKKKkk,,,,,, kursi itu menghantaam para preman. Ada apalagi ini??? Suasana semakin tidak karuan, uki dan rihan berkenti berkelahi kami melirik dari mana kursi itu berasal, kursi itu berasal dari seseorang yang sedang sedang duduk di meja ia memegang buku Kimia, sambil tersenyum ia bberkata “kalian berisik,,, buatlah keributan di tempat lain” lalu ia melanjutkan lagi membaa bukku,,, aku, uki dan teman-teman yang lainnya kaget bukan main, orang yang melemparkan kursi ke para preman adalaah ikhsan siswa berprestasi yang menjadi juara umum pertama.
Amarah para preman itu semakin memuncak ia
lalu berlari menuju arah ikhsan tapi ikhsan tidak bergerak sedkitpun ia malah
serius membaca bukunya,,, aku, uki dan rihan mencoba menghadang mereka,,
“HentikaaaaAAAAaaaa,,,,,,,,,aaa,,,AAn,,”
teriakan yang tidak asing di telingaku serasa menggema di seluruh sekolah. Kami
menoleh ke arah suara itu berasal dan seperti dugaanku, itu adalah pak agus dengan
beberapa guru dan petugas keamanan ,semua siswa yang menonton perkelahian kami
secara tergesa-gesa kegera memasuki ruangan kelas
“ KALIAN SAMPAH-SAMPAH Masyarakat
berani2nya membuat keributan di sini”
pak agus benaar2 terlihat sangat marah, auranya begitu kuat
sampai-sampai aku merasa seluruh tubuhku tidak bisa bergerak. Ia menghajar
semua preman itu sendirian, tenaganya benar-benar luar biasa, sekali pukul pa
agus bisa membuat preman itu sampai terpental beberapa kaki sampai tidak
berdaya. Akhirnya preman itu kabur sambil terpincang-pincang,petugas keamanan
lalu mengejar mereka. murid-murid yang lain kembali duduk manis di kelasnya
begitu juga ikhsan ia terlihat masih membaca buku seolah-olah tidak terjadi sesuatu
,tapi aku, rihan dan uki yang babak belur seperti tidak bisa bergerak ketika pa
agus melihat kea rah kami dengan mata yang seperti siap untuk membunuh. Ia melihat
kearah bima yang babak belur yang masih belum sdarkan diri setelah di hajar
habis-habisan oleh rihan. Pa agus menyeret kaki bima sambil menghampiri kami dan ketika kami sudah berhadapat “BukkKKkkkkk,,,,BukkkkKKk,,,”
ia memukul kami sampai terjatu sambil berlalu ia berkata “ Ikut ke kantorku
sekarang”
Singkat cerita kami di introgasi oleh pa
agus ternyata ssetelah rihan menceritakan semuanya sumber masalah ini berasal
dari bima. Bima dan teman-temannya seringkali memeras murid-murid lain yang
tidak berdaya, hingga suatu hari bima mencoba memeras rihan, rihan yang tidak
mau memberikan uangnya, dihaajar oleh bima dan kawan-kawan, tetapi rihan
berontak dan membalik keadaan ia menghajar bima dan teman-temannya. Rihan tidak
tahu jika bima memiliki kenalan seoran preman hingga akhirnya hal ini terjadi.
Ini benar-benar kejadian yang tidak terduga
akan terjadi di awal tahun ajaran baru.
No comments:
Post a Comment